Monday 22 November 2010

Kurikulum Pendidikan Islam


Kurikulum pendidikan islam berbeda-beda isinya menurut kondisi perkembangan agama islam, kerena kaum muslimin berada di dalam lingkungan dan nergri yang berbeda-beda. Namun meskipun demikin, kitab Al-Quran tetap menjadi sumber pedoman pendidikan islam. Hal ini sebgaimana pendapat Ibnu Khaldun.
Dalam pendidikan islam ada dua macam yaitu Kurikulum khusus untuk pengajaran permulaan dasar dan Kurikulum untuk pengajar tingkat atas

Kurikulum Ibtidai (Tingkat Dasar)
Tentang penyebutan nama kurikulum tingkat dasar (ibtidai) didasarkan atas dimulainya pendidikan terhadap anak-anak yang sedang tumbuh, lalu berproses kea rah tingkat usia murahaqah (usia anak mampu berfikir).
Kaum muslimin di Negara-negara Afrika utara membatasi materi pendidikan anak pada menghafal Al-Quran dan tidak bercampur dengan mata pelajaran yang lainnya sehingga mereka lebih kuat dalam proses pembacaan dan hafalannya.
Sedangkan penduduk Andalusia dalam mengajarkan Al-Quran dimasukan pada mata pelajaran yang lainnya sehingga mereka lebih menonjol dalam kemampuan menulis dan kemampuan penemuannya.
Dalam hal ini, Ibnu Khladun lebih menyetujui gaya pendidikan yang dilaksankan oleh penduduk Andalusia

Kurikulum Tingkat Atas
Kurikulum tingkat atas ini berisi pengetahuan yang bermacam-macam jenisnya untuk dikembangkan secara khusus. Dalam hal ini, Ibnu Khaldun membagi jenis ilmu pengetahuan menjadi dua macan  yang dijadikan bahan pelajaran
Ilmu pengetahuan yang mengandung nilai intrinsic (nilai aslinya)
Ilmu ini berupa ilmu syariah yang terdiri dari ilmu fiqih, tafsir, hadits, ilmu kalam, ilmu alam, ilmu ketuhanan, dan filsafat
Ilmu pengetahuan yang tidak bersifat intrinsic (ekstrinsik, yang nilainya tergantung dari  luar)


Ilmu-ilmu ini berfungsi untuk mendalami ilmu-ilmu intrinsic seperti bahsa arab, ilmu hitung, dan ilmu mantik.
Pandangan Ikhwan As-Safa tentang kurikulum untuk tingkat atas adalah mengaitkan kurikulum dengan ilmu-ilmu kefilsafatan di sekolah-sekolah islam. Mereka mengajak kea rah penciptaan teori-teori dasar dalam pendidikan, seperti keharusan mengajar anak dimulai pada pengamatan melalui panca indra sebelum dipikirkan secara rasional.
Kurikulum yang mengandung ilmu dan adab (sastra atau kebudayaan) diberlakuakan semenjak pemikiran islam dunia Arab berkembang pada masa daulah Abbaiyah, sebgai akibat kontak antara bangasa Arab dengan sumber-sumber kebudayaan asing dan Persia, yunani dan hindu sehingga dii Baghdad dan Kairo dibangun Dar Al-hikmah, sebgai tempat kegiatan studi ilmu pengetahuan.
Corak Khusus Kurikulum Pendidikan Islam. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum tingkat atas pendidikan islam memilki keunggulan yakni
  1. Aspek perhatian kepada ilmu-ilmu agama
  2. Kedudukan ilmu kesusastraan berada di bawah pekajaran ilmu agama
  3. Kurikulum pendidikan islam mencakup ilmu falak, alam, dan matematika
  4. Adanya keterkatiatan untuk mempelajari bahan pelajaran satu dengan yang lainnya
  5. Ragam bahan pelajarannya lebih menonjol pada upaya pendalaman, kea rah kesardaran hati nurani yang memberikan peran rasio secara lebih mantap
  6. Keberadaan kurikulum pendidikan tinggi islam bergantung pada lingkungan sosial islami.

Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan islam berbeda-beda isinya menurut kondisi perkembangan agama islam, kerena kaum muslimin berada di dalam lingkungan dan nergri yang berbeda-beda. Namun meskipun demikin, kitab Al-Quran tetap menjadi sumber pedoman pendidikan islam. Hal ini sebgaimana pendapat Ibnu Khaldun.
Dalam pendidikan islam ada dua macam yaitu Kurikulum khusus untuk pengajaran permulaan dasar dan Kurikulum untuk pengajar tingkat atas
Kurikulum Ibtidai (Tingkat Dasar)
Tentang penyebutan nama kurikulum tingkat dasar (ibtidai) didasarkan atas dimulainya pendidikan terhadap anak-anak yang sedang tumbuh, lalu berproses kea rah tingkat usia murahaqah (usia anak mampu berfikir).
Kaum muslimin di Negara-negara Afrika utara membatasi materi pendidikan anak pada menghafal Al-Quran dan tidak bercampur dengan mata pelajaran yang lainnya sehingga mereka lebih kuat dalam proses pembacaan dan hafalannya.
Sedangkan penduduk Andalusia dalam mengajarkan Al-Quran dimasukan pada mata pelajaran yang lainnya sehingga mereka lebih menonjol dalam kemampuan menulis dan kemampuan penemuannya.
Dalam hal ini, Ibnu Khladun lebih menyetujui gaya pendidikan yang dilaksankan oleh penduduk Andalusia
Kurikulum Tingkat Atas
Kurikulum tingkat atas ini berisi pengetahuan yang bermacam-macam jenisnya untuk dikembangkan secara khusus. Dalam hal ini, Ibnu Khaldun membagi jenis ilmu pengetahuan menjadi dua macan  yang dijadikan bahan pelajaran
Ilmu pengetahuan yang mengandung nilai intrinsic (nilai aslinya)
Ilmu ini berupa ilmu syariah yang terdiri dari ilmu fiqih, tafsir, hadits, ilmu kalam, ilmu alam, ilmu ketuhanan, dan filsafat
Ilmu pengetahuan yang tidak bersifat intrinsic (ekstrinsik, yang nilainya tergantung dari  luar)
Ilmu-ilmu ini berfungsi untuk mendalami ilmu-ilmu intrinsic seperti bahsa arab, ilmu hitung, dan ilmu mantik.
Pandangan Ikhwan As-Safa tentang kurikulum untuk tingkat atas adalah mengaitkan kurikulum dengan ilmu-ilmu kefilsafatan di sekolah-sekolah islam. Mereka mengajak kea rah penciptaan teori-teori dasar dalam pendidikan, seperti keharusan mengajar anak dimulai pada pengamatan melalui panca indra sebelum dipikirkan secara rasional.
Kurikulum yang mengandung ilmu dan adab (sastra atau kebudayaan) diberlakuakan semenjak pemikiran islam dunia Arab berkembang pada masa daulah Abbaiyah, sebgai akibat kontak antara bangasa Arab dengan sumber-sumber kebudayaan asing dan Persia, yunani dan hindu sehingga dii Baghdad dan Kairo dibangun Dar Al-hikmah, sebgai tempat kegiatan studi ilmu pengetahuan.
Corak Khusus Kurikulum Pendidikan Islam. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum tingkat atas pendidikan islam memilki keunggulan yakni
  1. Aspek perhatian kepada ilmu-ilmu agama
  2. Kedudukan ilmu kesusastraan berada di bawah pekajaran ilmu agama
  3. Kurikulum pendidikan islam mencakup ilmu falak, alam, dan matematika
  4. Adanya keterkatiatan untuk mempelajari bahan pelajaran satu dengan yang lainnya
  5. Ragam bahan pelajarannya lebih menonjol pada upaya pendalaman, kea rah kesardaran hati nurani yang memberikan peran rasio secara lebih mantap
  6. Keberadaan kurikulum pendidikan tinggi islam bergantung pada lingkungan sosial islami.

0 comments:

Post a Comment