Sragen (Espos)–Kalangan Legislator Sragen mempertanyakan kabijakan pendidikan murah (low cost) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, sebagaimana yang disampaikan Bupati Sragen Untung Wiyono dalam pidato Hari Jadi Ke-264 Kabupaten Sragen di Sasana Langen Putra Sragen, Kamis (27/5) malam.
Para wakil rakyat menilai pendidikan murah belum bisa dirasakan warga Bumi Sukowati. Orangtua siswa masih terbebani sumbangan pengembangan sekolah yang nilainya jutaan rupiah.
Legiaslator asal Partai Golkar, Bambang Widjo Purwanto kepada Espos, Jumat (28/5), mengatakan, banyak keluhan tentang mahalnya pendidikan di Sragen, terutama bagi siswa yang bakal masuk rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Bambang mengaku memiliki pengalaman tersendiri saat mendaftarkan anaknya di RSBI SMPN 1 Sragen beberapa waktu lalu dengan pungutan sekolah mencapai Rp 3 juta lebih.
“Saya sempat mau mencabut anak saya dari sekolah itu. Namun karena keinginan kuat anak saya, maka rencana pencabutan pendaftaran itu diurungkan. Pada umumnya pidato Bupati baik. Saya mempertanyakan pendidikan yang murah seperti apa yang dimaksud Bupati? Kalau pendidikan murah mestinya bisa terjangkau bagi rakyatnya. Tetapi hanya mereka yang mampu bisa belajar di sekolah RSBI,” tegas Bambang yang diamini Legislator lainnya Thohar Ahmadi.
Sebelumnya Bupati Sragen Untung Wiyono menyatakan, sekolah-sekolah unggulan bertaraf internasional terus dikembangkan melalui penambahan guru-guru asing yang profesional. Menurut dia, hasilnya berbagai prestasi nasional maupun internasional. Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) 2010 Sragen menduduki peringkat kedua Jateng.
0 comments:
Post a Comment